Selasa, 17 Januari 2012

SEJARAH KEONG RACUN

Asal Mula Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Bisnis Rinaldo dimulai peralatan kapal. Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api. Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan 4 tahun kemudian Rinaldo mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera di daerah Tuscany Italia. Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat produksi pesawat terbang beserta komponen- komponennya (baling-baling, Mesin dan Pesawat) Selama Perang Dunia II, pabrik di Pontedera membuat P108 untuk mesin Pesawat dua penumpang dan Versi Pembom. Lahir Kembali Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio). Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk mendisain alat transportasi yang murah. Enrico memutuskan untuk fokuskan perhatian perusahaannya pada masalah personal Mobility yg dibutuhkan masyarakat Italia. Kemudian bergabunglah Corradino D’Ascanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan Helikopter Modern Pertamanya Piaggio. D’Ascanio membuat rancangan yang simple,ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari tehnologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain. Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur. Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin oleh Corradino d'Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi. Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri MP5. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah/tawon) karena bentuk kerangkanya. Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut. D’ascanio hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengonsep ulang bentuk desain kendaraannya dan prototipnya diberi nama MP6. Saat Enrico Piaggio melihat protototip MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru “Sambra Una Vespa” (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan ini dinamakan ‘Vespa’ (tawon dalam bahasa Indonesia). Pada April 1946, prototip MP6 ini mulai diproduksi masal di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia. Pada Akhir 1949, telah di produksi 35000 unit dan dalam
10 tahun telah memproduksi 1 Juta unit dan pada pertengahan tahun 1950. Selama tahun 1960-an dan 1970-an Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu. Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India -- selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman. Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an. Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ''revolusi'' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat. Produk 150 GS -- kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an -- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tetapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat. Dan cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa, mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Granturismo dan Vespa PX150. Vespa bukan hanya sekedar Scooter tapi salah satu Icon besar orang Italia. Sejarah Vespa di Indonesia “Demam Vespa” di tanah air sangat di pengaruhi oleh “Vespa Congo”. Vespa diberikan sebagai Penghargaan oleh Pemerintah Indonesiaterhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Congosaat itu. Menurut beberapa narasumber, setelah banyak Vespa Congo berkeliaran di jalanan, mulailah Vespa menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua di Indonesia. Importir lokal turut mendukung perkembangan Vespa di tanah air. Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia mungkin masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Maraknya ekspor Vespa, sedikit banyak mengurangi populasi Vespa di Indonesia.

SMPN 3 RANCAEKEK

sejarah jatinangor

Jatinangor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai
sejak tahun 2000-an. Sebelumnya, kecamatan ini
bernama Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kaki Gunung Manglayang yang
kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah
perguruan tinggi di sana. Dari Topografische Kaart Blaad
L.XXV tahun 1908 dan Blaad H.XXV tahun 1909 yang
diterbitkan oleh Topografische Dienst van Nederlands
Oost Indie, telah dijumpai nama Jatinangor di tempat yang sekarang juga bernama Jatinangor. Ketika itu,
daerah Jatinangor termasuk ke dalam Afdeeling Soemedang, District Tandjoengsari (EYD : Tanjungsari). Nama Cikeruh sendiri diambil dari sungai (Ci Keruh)
yang melintasi kecamatan tersebut. Pada Peta
Rupabumi Digital Indonesia No. 1209-301 Edisi I tahun
2001 Lembar Cicalengka yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL masih dijumpai nama Kecamatan Cikeruh untuk daerah yang saat ini dikenal sebagai
Kecamatan Jatinangor. Pada beberapa dokumen resmi
dan setengah resmi saat ini, masih digunakan nama
Kecamatan Cikeruh. Kecamatan ini terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS. Kode pos untuk kecamatan ini adalah 45363 dan kode area untuk
telepon adalah 022. Klimatologi dan Geologi Sebagaimana daerah lain di kawasan Cekungan Bandung, iklim yang berkembang di Jatinangor adalah iklim tropis pegunungan. Titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah Desa
Cintamulya setinggi 675 m di atas permukaan laut,
sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung
Geulis setinggi 1.281 m di atas permukaan laut. Sungai-
sungai penting di Jatinangor meliputi Ci Keruh, Ci Beusi,
Ci Caringin, Ci Leles, dan Ci Keuyeup. Geomorfologi daerah Jatinangor meliputi tiga satuan
geomorfologi, yaitu : 1. Satuan geomorfologi pedataran volkanik, di bagian
selatan. 2. Satuan geomorfologi perbukitan volkanik landai, di
bagian utara. 3. Satuan geomorfologi perbukitan volkanik terjal, di
bagian timur. Geologi daerah Jatinangor terdiri dari tiga satuan
batuan (Silitonga, 1972), yaitu : 1. Satuan hasil gunungapi muda. Berumur Kuarter,
didominasi oleh batuan volkaniklastik, tersebar di
bagian utara dan tengah daerah Jatinangor. Satuan ini
tersingkap baik di aliran Ci Keruh. 2. Satuan lava gunungapi muda. Berumur Kuarter,
didominasi oleh lava, merupakan batuan utama
pembentuk Gunung Geulis. 3. Satuan endapan danau. Berumur Kuarter, didominasi
oleh batuan sedimen yang merupakan sisa endapan
Danau Bandung, tersebar di bagian baratdaya daerah
Jatinangor. Hidrogeologi daerah Jatinangor meliputi tiga daerah
akuifer, yaitu : 1. Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran
melalui ruang antar butir, di bagian selatan. 2. Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran
melalui celahan dan ruang antar butir, di bagian utara. 3. Airtanah langka atau tidak berarti, berupa akuifer
bercelah atau sarang dengan produktivitas kecil atau
daerah airtanah langka, di bagian timur. Perkebunan Perusahaan perkebunan di Jatinangor didirikan oleh
Willem Abraham Baud pada tahun 1844. Perusahaan
yang bernama Maatschappij tot Exploitatie der Baud-
Landen ini menguasai tanah seluas 962 hektar yang
membentang dari tanah IPDN, tanah ITB, dan tanah
UNPAD hingga Gunung Manglayang. Pada awal mulanya perkebunan ini hanya meliputi usaha
perkebunan teh, tetapi kemudian juga ditambah
dengan usaha perkebunan karet. Willem Abraham Baud (1816 – 1879) adalah salah satu
anak Jean Chrétien Baud (1789 – 1759) yang pernah
menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur (1833
– 1836), Menteri Kolonial (1840 – 1848), dan Menteri
Kelautan (1840 – 1842). Pada tahun 1842, W. A. Baud
pergi ke Jawa sesuai keinginan ayahnya agar dia meniti karier sebagai pegawai pemerintah di tanah jajahan.
Tetapi kemudian dia menyadari bahwa mengelola
usaha perkebunan akan membuat dirinya lebih cepat
kaya daripada menjadi pegawai pemerintah. W. A. Baud
kemudian berhasil mendapatkan kontrak untuk
perkebunan teh di daerah Jatinangor di Priangan. Kontrak ini disetujui oleh pemerintah gubernemen di
Batavia dalam dekrit nomor 2 pada tanggal 26 Agustus
1844 yang antara lain juga meliputi pinjaman bebas
bunga dari pemerintah sebesar 42.409 Gulden. Jan Jacob Rochussen yang pernah menjabat Perdana
Menteri Belanda (1858 – 1860), Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Timur (1845 – 1851), dan Menteri Keuangan
(1840 – 1843) melaporkan kejadian ini kepada Jean
Chrétien Baud dalam sebuah surat dengan menulis :
“Dia mendapatkan kontrak yang menguntungkan karena dia adalah putra seorang pejabat yang sangat
disegani.” Sebagai abdi negara dan abdi raja, J. C.
Baud merasa sangat kecewa karena ulah anaknya ini
dan membalas surat J. J. Rochussen dengan menulis :
“Sistem kontrak dan persentase ... memadamkan rasa
hormat pegawai pemerintah dan mendewakan Mamon (Dewa Kekayaan). Apa ada bukti lain yang lebih baik
mengenai hal ini selain dari sikap anak saya ?” Pendidikan Saat ini Jatinangor dikenal sebagai salah satu kawasan pendidikan di Jawa Barat. Pencitraan ini merupakan dampak langsung pembangunan kampus beberapa
institusi perguruan tinggi di kecamatan ini. Perguruan tinggi yang saat ini memiliki kampus di Jatinangor
yaitu : 1. Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Desa Hegarmanah dan Desa Cikeruh. 2. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Cibeusi. Sebelumnya institut ini bernama Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN). 3. Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN) di Desa Cibeusi. 4. Institut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Sayang. Sebelumnya kompleks Kampus ITB Jatinangor
merupakan kompleks Kampus Universitas Winaya Mukti (UNWIM). Seiring dengan hadirnya kampus-kampus tersebut,
Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik dan
sosial yang pesat. Sebagaimana halnya yang menimpa
lahan pertanian lain di Pulau Jawa, banyak lahan
pertanian di Jatinangor yang berubah fungsi menjadi
rumah sewa untuk mahasiswa ataupun pusat perbelanjaan. Objek Bersejarah Objek bersejarah di Jatinangor berupa menara jam di
lingkungan kampus ITB (sebelum tahun 2011
merupakan kampus UNWIM) dan Jembatan Cikuda
yang saat ini lebih dikenal dengan nama Jembatan
Cincin. Menara jam yang oleh masyarakat sekitar sering
disebut dengan nama Menara Loji dibangun sekira
tahun 1800-an. Menara tersebut pada mulanya
berfungsi sebagai sirene yang berbunyi pada waktu-
waktu tertentu sebagai penanda kegiatan yang
berlangsung di perkebunan karet milik W. A. Baud. Bangunan bergaya neo-gothic ini dulunya berbunyi
tiga kali dalam sehari. Pertama, pukul 05.00 sebagai
penanda untuk mulai menyadap karet; pukul 10.00
sebagai penanda untuk mengumpulkan mangkok-
mangkok getah karet; dan terakhir pukul 14.00 sebagai
penanda berakhirnya kegiatan produksi karet. Sekira tahun 1980-an lonceng Menara Loji dicuri dan
hingga kini kasusnya masih belum jelas; baik mengenai
pencurinya, apa motifnya, dan bagaimana tindak lanjut
dari pihak berwenang. Bahkan Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumedang pun – selaku pihak yang
seharusnya mengawasi pemeliharaan cagar budaya – tidak tahu-menahu mengenai kelanjutan kisah
pencurian itu. Saat ini Menara Loji nampak tidak
terurus. Perawatan terakhir menara ini berupa
pengecatan ulang yang dilakukan oleh pihak Rumah
Tangga UNWIM pada tahun 2000. Jembatan di Cikuda yang sering disebut dengan nama
Jembatan Cincin pada mulanya dibangun sebagai
penunjang lancarnya kegiatan perkebunan karet.
Jembatan Cincin dibangun oleh perusahaan kereta api
yang bernama Staat Spoorwegen Verenidge
Spoorwegbedrijf pada tahun 1918 dan berguna untuk membawa hasil perkebunan. Pada masanya jembatan
ini menjadi salah satu roda penggerak perkebunan
karet terbesar di Jawa Barat dan setiap pagi hari hasil
bumi dari Tanjungsari dibawa melalui jembatan ini
untuk dijual di Rancaekek. Rutinitas itu berjalan terus
sampai kemudian pada Perang Dunia II tentara Jepang mengangkut besi-besi rel untuk dilebur menjadi
persenjataan perang. Sebagaimana halnya dengan Menara Loji, tidak ada
satupun instansi yang mau menangani perawatan
jembatan bersejarah ini. Baik Pemda Sumedang maupun
PT KAI (Kereta Api Indonesia) – dua pihak yang cukup
berkepentingan dengan Jembatan Cincin – menyatakan
bahwa pemeliharaan Jembatan Cincin tidak termasuk dalam tanggungjawabnya. Menurut PT KAI, jembatan
ini tidak pernah diperbaiki karena sudah tidak
digunakan lagi. Sedangkan menurut Dinas Budaya dan
Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang,
perawatan bangunan bersejarah tidak termasuk dalam
tanggung jawab dinas tersebut karena dinas ini hanya bertugas memperhatikan dan membina nilai-nilai
budaya. Selain itu, Jalan Raya Jatinangor sepanjang 4,83 km
yang menghubungkan Bandung dengan Sumedang
merupakan penggalan dari De Groote Postweg (Jalan Raya Pos) yang dibuat pada tahun 1808 dengan perintah dari Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur. Lalu-lintas Satu hal yang menarik dan menjadi ciri khas Indonesia
nampak jelas dalam proses pembuatan jalan raya baru
satu arah dari kampus IKOPIN sampai ke gerbang lama
UNPAD. Dengan teknologi dan peralatan berat yang
tersedia, jalan raya sepanjang sekira satu kilometer ini
membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk pembuatannya (pertengahan 2005 - pertengahan
2009). Proses pembuatan jalan raya baru ini nampak
ditelantarkan jika dibandingkan dengan proses
pembuatan dan perbaikan Jalan Raya Pos sepanjang sekira 1.000 km yang hanya membutuhkan waktu satu
tahun (Mei 1808 - pertengahan 1809). Pembuatan jalan raya baru ini dimaksudkan untuk
mengurangi kemacetan lalu-lintas yang ditimbulkan
oleh kegiatan penduduk Jatinangor. Selain sarana-
sarana perbelanjaan yang bertebaran di sepanjang Jalan Raya Pos, Pasar UNPAD pada setiap hari Minggu juga sempat menimbulkan kemacetan parah pada masa
lalu. Referensi Bervoets, J. A. A.; 1990, Inventaris van het archief van
de Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen
1920-1944, Nationaal Archief, Den Haag. Fasseur, Cornelis; The Politics of Colonial Exploitation :
Java, the Dutch, and the Cultivation System, Southeast
Asia Program Publications – Cornell University Press. Silitonga, P. H.; 1993, Peta Geologi Lembar Bandung,
Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung. Tia dan Aci; 2004, Saksi sejarah nan Terabaikan. dalam
dJatinangor, edisi XIV, tahun VII, September 2004,
halaman 15.

SSJ

ba